Kesalahan Menghadapi Anak Tantrum

Kesalahan Menghadapi Anak Tantrum | Apakah Anda pernah menghadapi anak yang menolak belajar dan meluapkan emosinya dalam bentuk tantrum? Dalam perjalanan mendidik anak, tantrum adalah tantangan yang sering dihadapi oleh banyak orang tua.

Tantrum merupakan respon emosional yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada  masa perkembangan yang rawan seperti masa balita atau prasekolah. Perilaku tersebut muncul disebabkan oleh rasa frustasi, kelelahan, atau kurangnya kemampuan anak untuk mengungkapkan perasaan dan keinginan dengan kata-kata.

Sebagai orang tua, penting bagi Ayah dan Bunda untuk memahami bagaimana menghadapi anak yang tantrum dengan bijak untuk menjaga kestabilan psikologis sang anak. Terlebih lagi jika berhubungan dengan belajar. Sayangnya, seringkali terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak yang tantrum. Artikel ini akan membahas tentang beberapa kesalahan umum orang tua dalam mengani anak yang sedang tantrum.

Kesalahan Dalam Menghadapi Anak Yang Sedang Tantrum

Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua ketika menghadapi anak yang sedang tantrum, antara lain:

1. Mengabaikan Perasaan Anak

Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua adalah mengabaikan atau meremehkan emosi anak selama tantrum. Saat anak sedang marah atau frustasi, penting bagi orang tua untuk mengakui dan memvalidasi perasaan mereka. Mengabaikan emosi anak hanya akan membuat mereka merasa tidak dipedulikan dan mungkin menyebabkan peningkatan intensitas tantrum. Dampaknya, anak mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka di masa depan dan menghadapi situasi sulit dengan baik.

2. Menggunakan Hukuman Fisik atau Mengancam

Hukuman fisik atau emosional sebagai respons pada anak yang tantrum dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis anak. Menghukum anak secara fisik atau mengancam mereka dengan kata-kata yang merendahkan hanya akan memperburuk situasi dan membangkitkan rasa takut pada anak.  

3. Suka Membandingkan dan Menyalahkan Anak

Membandingkan anak dengan anak lain atau bahkan saudara kandungnya dapat membuat anak merasa tidak cukup baik atau tidak berharga. Begitu pula menyalahkan anak, hal ini hanya dapat meningkatkan tekanan emosional yan dialami anak. Dampak dari seringnya membandingkan anak adalah anak bisa mengalami perasaan rendah diri, kecemasan sosial, dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sehat dengan orang lain.

4. Tidak Mengajarkan Strategi Pengelolaan Emosi

Orang tua sering kali gagal dalam mengajarkan anak mereka strategi pengelolaan emosi yang sehat. Saat anak mengalami tantrum, orang tua dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membantu anak memahami dan mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang lebih positif. Jika orang tua tidak melibatkan anak dalam pembelajaran ini, maka anak mungkin akan mengalami keslitan mengatur emosi mereka sendiri. sehingga di masa depan, anak akan mengalami kesulitan dalam mengatasi situasi yang menantang.

5. Menyerah Pada Tuntutan Anak

Beberapa orang tua mungkin merasa lelah dan memilih untuk menyerah pada tuntutan anak ketika mengalami tantrum. Meskipun bisa jadi sulit, penting bagi orang tua untuk tetap teguh dalam memberikan batasan dan memastikan anak memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Jika orang tua terlalu mudah menyerah, anak mungkin akan mengembangkan pola perilaku manipulatif atau merasa bahwa tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka ingingkan.

Kesimpulan

Dalam menghadapi anak yang mengalami tantrum dan menolak untuk belajar, orang tua harus memperhatikan cara mereka merespon dan menanganinya. Menghindari kesalahan-kesalahan yang disebutkan di atas akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan psikologis anak. Dengan memberikan pendekatan yang konsisten dan memberikan pengajaran tentang pengelolaan emosi pada anak, orang tua dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan mereka di masa depan.

Jika Bunda dan Ayah mengalami kebingungan dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga ingin memiliki banyak bekal ilmu parenting, maka silakan hubungi Tim SamawaConsulting.Com

Samawa Consulting – Konsultan Parenting Online

Samawa Consulting merupakan konsultan parenting yang bisa menjadi solusi untuk para orang tua yang mengingingkan pembekalan ilmu parenting dengan pendekatan ilmu dan ajaran Islam. Konsultasi pola asuh anak bisa dihadiri melalui online denga banyak benefit ilmu dan pengetahuan lain.

Tim dari Samawa Consulting tiap mengajak seluruh pasangan di Indonesia untuk membangun keluarga dengan pendekatan ilmu ajaran islam agar misa mencapai tujuan pernikahan yang SAkinah, MAwaddah, WArahmah bahagia dunia akhirat.

Yuk #BangunRumahTanggaDenganIlmu