Sudahkah Anda menonton film ini? “Noktah Merah Perkawinan” merupakan film drama yang mengusung cerita tentang pernikahan dan konflik di dalamnya. Film yang diproduksi oleh Rapi Films ini berhasil membawa nuansa cerita yang lebih segar dan relatable di masa sekarang.

Cerita ini berfokus pada kisah antara Ambarwati (Masha Timothi) dan Gilang Priambodo (Oka Antara) yang sedang diterpa berbagai permasalahan sehingga membuat hubungan mereka kian merenggang. Mulai dari kurangnya komunikasi, peran orang tua yang ikut campur dalam masalah rumah tangga, serta hadirnya orang ketiga yang memberikan kenyamanan ditengah ketegangan konflik antara Ambarwati dan Gilang. Karena merasa frustasi dengan keadaan yang tidak kunjung membaik bersama Gilang, Ambarwati pun meminta bantuan jasa konseling pernikahan untuk menyelesaikan permasalahan mereka.
Konseling pernikahan memang bisa menjadi jalan keluar untuk penyelesaian konflik yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan pasangan. Banyak faktor yang bisa membuat orang memutuskan untuk memilih jasa tersebut. Salah satunya adalah kegagalan menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, perlu membutuhakn pihak ketiga yang memiliki sudut pandang lain yang lebih luas (berpengalaman) untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, serta solusi yang tepat.
Lalu, apa saja permasalahan di film Noktah Merah Perkawinan yang bisa menjadi tanda-tanda bahwa kamu atau pasangan di luar sana sedang membutuhkan konseling pernikahan.
3 Tanda hubungan pernikahan yang tidak sehat di Film Noktah Merah Perkawinan
1. Ada Masalah Komunikasi
Tidak bisa ditampik bahwa komunikasi bisa menggambarkan kualitas hubungan pasangan suami-istri. Komunikasi yang dimaksud ini bukanlah sekedar banyak atau sedikitnya kalimat yang diucapkan kepada pasangan dalam sehari. Lebih dalam, komunikasi bisa membuat seseorang semakin mengenal identitas pasangannya sehingga mempengaruhi ke-efektifan dalam menyelesaikan konflik sederhana hingga konflik yang besar sekalipun.
Dalam film “Noktah Merah Perkawinan”, tokoh Gilang digambarkan sebagai seorang yang lebih suka menghindari konflik dan menyimpan masalahnya sendiri. Hal itu dapat terlihat ketika Ambarwati beberapa kali mengajak Gilang berkomunikasi untuk menyelesaikan permasalahan mereka, tapi pria itu sering menolak. Berbeda dengan suaminya, Ambarwati merupakan wanita yang lebih lugas dan tidak ingin mengalami konflik yang berlarut-larut.
Perbedaan karakter pasangan memang bisa memunculkan penyikapan yang berbeda saat menghadapi konflik. Namun, jika tidak diselesaikan dan menemukan cara komunikasi yang tepat, perbedaan tersebut bisa menjadi bom waktu. Oleh karena itu, konseling pernikahan bisa menjadi jembatan agar pasangan bisa menemukan cara berkomunikasi yang sesuai dengan kondisi dan situasi mereka.
2. Ada ketakutan Untuk Bercerita Dengan Orang Terdekat
Dalam beberapa kasus, orang terdekat bisa menjadi salah satu sumber masalah dalam rumah tangga. Hal tersebut juga dirasakan oleh Ambarwati dan Gilang selama sebelas tahun menjalani pernikahan. Peran mertua keduanya mengambil porsi yang cukup besar dalam konflik pernikahan mereka.
Biasanya orang terdekat bisa menjadi tempat aman untuk bercerita, berkeluh kesah, serta menjadi panutan. Namun di kondisi tertentu, tidak semua orang beruntung memiliki keluarga atau teman yang supportif. Terlebih lagi, bila dirinya sendiri tidak mampu dan kurang pengetahuan dalam menyelesaikan konflik dan kesalahpahaman dengan pasangan. Jika tidak ada pihak yang bisa menjadi tempat bercerita, emosi dan pikiran negatif yang tertahan bisa menganggu kesehatan mental serta fisik.
Salah satu jalan aman yang bisa dipilih adalah dengan menggunakan jasa konseling pernikahan. Biasanya konselor pernikahan merupakan orang yang sudah profesional dan berpengalaman dalam menangani permasalahan pernikahan.
3. Ada Kepercayaan Yang Mulai Memudar
Sering diremehkan tapi menjadi salah satu fondasi yang paling kuat dalam pernikahan, kepercayaan. Bayangkan jika kepercayaan tidak dimiliki oleh pasutri, apakah pernikahan tersebut akan berjalan dengan harmonis tanpa pertengkaran dan saling curiga?
Salah satu bentuk kepercayaan yang sudah hilang adalah tidak mau terbuka dengan pasangan ketika mengalami suatu masalah. Terlebih jika masalah tersebut menyangkut tentang ketentraman rumah tangga. Dalam cerita, Gilang awalnya tidak terbuka kepada Ambarwati tentang masalahnya dengan ibu mertuanya (Ibunya Ambar). Kondisi semakin rumit ketika kehadiran Yulinar, orang ketiga yang membuat kepercayaan Ambarwati runtuh kepada Gilang sehingga memutuskan untuk mengajukan perceraian.
Buntut panjang dari tidak terbuka kepada pasangan tentang hal-hal kecil dan penting tersebut bisa memperparah keretakan rumah tangga. Oleh sebab itu, melakukan konseling pernikahan bisa menjadi salah satu cara untuk mengembalikan kepercayaan terhadap pasangan. Menumbuhkan rasa peduli dan perasaan percaya menjadi kunci penting agar pernikahan berjalan lama dan harmonis.
Film “Noktah Merah Perkawinan” berhasil menunjukkan gambaran kehidupan pernikahan yang sering dialami oleh masyarakat. Terlebih lagi, penggambaran konflik batin tidak hanya ditunjukkan oleh sudut pandang Gilang dan Ambarwati saja, tetapi anak mereka yang merasakan efek permasalahan dari konflik kedua orang tuanya. Dengan alur dan plot yang lebih solid dan matang, film ini sukses memberikan pembelajaran penting terkait kehidupan pernikahan.
3 ciri-ciri tersebut bisa saja dialami oleh setiap pasangan suami istri, tapi jika kondisi tersebut dinilai semakin tidak kondusif, maka segera selesaikan sebelum terlambat. Jika membutuhkan jasa konslutan pernikahan yang terpercaya dan berpengalaman membantu banyak pasangan, Anda bisa menghubungi samawaconsulting.com.