Menuntut atau Berbagi Kebahagiaan | Dalam pernikahan, kebahagiaan sering dianggap sebagai tujuan utama yang ingin dicapai setiap pasangan. Banyak orang berusaha sekuat tenaga agar rumah tangganya penuh canda tawa, kehangatan, dan rasa nyaman. Namun, cara mencapai kebahagiaan ini tidak selalu sama.
Ada yang cenderung menuntut kebahagiaan dari pasangannya, seolah-olah pasangan adalah satu-satunya sumber kebahagiaan. Ada pula yang memilih berbagi kebahagiaan yang sudah dimiliki dalam dirinya, sehingga hubungan terasa lebih ringan dan menyenangkan.
Pertanyaannya, lebih baik menuntut kebahagiaan atau berbagi kebahagiaan kepada pasangan? Untuk menjawabnya, perlu memahami bagaimana kebahagiaan bekerja dalam pernikahan dan apa yang membuat hubungan bisa bertahan dengan sehat.
Kebahagiaan dalam Pernikahan
Pernikahan bukan sekadar menyatukan dua individu. Lebih dari itu, pernikahan menyatukan dua latar belakang, dua cara berpikir, serta dua kumpulan pengalaman yang berbeda. Tidak jarang, kebahagiaan datang bersama berbagai ujian. Ada masa ketika hubungan terasa sangat harmonis, penuh pengertian, dan berjalan mulus. Namun ada juga saat-saat penuh tekanan, perbedaan pendapat, bahkan kekecewaan yang sulit dihindari.
Kebahagiaan dalam pernikahan sebenarnya tidak pernah bergantung pada situasi semata. Faktor terpenting ada pada bagaimana masing-masing individu menyikapi kondisi yang terjadi.
Pasangan yang terus-menerus dituntut untuk membahagiakan bisa merasa terbebani, karena seakan dipaksa untuk selalu memenuhi standar tertentu. Sementara itu, pasangan yang sudah memiliki kebahagiaan dalam dirinya sendiri akan lebih mudah berbagi, sehingga hubungan berjalan lebih seimbang.
Menuntut atau Berbagi Kebahagiaan?
Menuntut kebahagiaan biasanya berakar dari rasa tidak puas dengan diri sendiri. Seseorang berharap pasangannya menjadi obat dari semua kegelisahan, penghibur dari semua kesedihan, sekaligus jawaban dari segala kekurangan. Ketika harapan ini tidak terpenuhi, yang muncul hanyalah rasa kecewa dan konflik berkepanjangan. Menuntut kebahagiaan kepada pasangan membuat hubungan terasa berat, karena salah satu pihak harus selalu memenuhi ekspektasi yang kadang tidak realistis.
Sebaliknya, berbagi kebahagiaan memberikan ruang untuk saling menguatkan tanpa ada beban berlebihan. Ketika seseorang sudah bisa menemukan kebahagiaan dari dalam dirinya, maka mereka tidak lagi menjadikan pasangan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan. Mereka justru bisa memberikan energi positif, membangun suasana yang lebih hangat, dan membuat pasangan merasa dihargai. Dengan pola ini, pernikahan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang ke arah yang lebih sehat dan harmonis.
Rumus Berbagi Kebahagiaan Dalam Pernikahan
Berbagi kebahagiaan tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa hal yang perlu dicapai terlebih dahulu agar seseorang mampu melakukannya dengan tulus:
- Selesai dengan diri sendiri
Kebahagiaan dimulai dari kemampuan menerima diri. Seseorang yang sudah berdamai dengan dirinya tidak mudah terseret dalam rasa iri atau perasaan kurang. Ia bisa hadir untuk pasangannya tanpa beban, karena dirinya sendiri sudah merasa cukup.
- Mampu menertawakan kepahitan masa lalu
Masa lalu yang pahit bisa menjadi beban besar jika terus dibawa ke dalam rumah tangga. Namun, saat seseorang sudah bisa menertawakannya, masa lalu tidak lagi mengikat. Ia bisa menjalani hubungan dengan hati yang lebih ringan, tanpa mencurigai atau menyalahkan pasangan atas luka lama.
- Mengambil hikmah dari kegagalan
Setiap orang pasti pernah gagal, baik dalam pekerjaan, persahabatan, maupun hubungan sebelumnya. Jika kegagalan hanya disesali, maka luka akan terus terbuka. Tetapi jika hikmahnya bisa dipetik, kegagalan justru membuat seseorang lebih matang, lebih bijak, dan lebih siap menghadapi dinamika dalam pernikahan.
- Berdamai dengan ketidaksempurnaan pasangan
Tidak ada pasangan yang sempurna. Setiap orang memiliki kekurangan yang mungkin sulit diubah. Dengan menerima kenyataan ini, seseorang tidak lagi menuntut sesuatu yang mustahil dari pasangannya. Sebaliknya, ia belajar menghargai hal-hal baik yang sudah ada, sekaligus memaafkan kekurangan yang masih melekat.
- Meletakkan ekspektasi secara proporsional
Ekspektasi adalah hal wajar dalam hubungan, tetapi ketika berlebihan, hanya akan melahirkan kekecewaan. Meletakkan ekspektasi secara wajar membuat pasangan merasa lebih bebas dan tidak terjebak dalam tekanan. Hubungan pun menjadi lebih realistis dan penuh kelegaan.
Menghadapi Kondisi Sulit dalam Pernikahan
Tidak ada pernikahan yang selalu mulus. Ada kalanya rasa jenuh datang, perbedaan makin tajam, atau pasangan melakukan hal yang mengecewakan. Kondisi ini adalah bagian alami dari perjalanan rumah tangga. Namun, sikap terhadap kondisi inilah yang menentukan arah hubungan.
Jika kebahagiaan hanya dituntut dari pasangan, setiap masalah akan terasa lebih berat. Sebaliknya, jika kebahagiaan berasal dari dalam diri, menghadapi ujian akan lebih bijak. Seseorang bisa mengelola emosi dengan lebih tenang, mencari solusi tanpa menyalahkan, dan menjaga komunikasi agar tetap sehat. Dari sini terlihat jelas bahwa berbagi kebahagiaan membuat hubungan lebih tangguh, meskipun badai datang silih berganti.
Konsultan Pernikahan, Samawa Consulting
Menuntut kebahagiaan dari pasangan hanya akan membuat hubungan terasa penuh tekanan. Pasangan tidak pernah bisa menjadi sumber kebahagiaan yang sempurna, karena pada dasarnya kebahagiaan adalah tanggung jawab masing-masing individu.
Sebaliknya, berbagi kebahagiaan kepada pasangan menjadikan pernikahan lebih ringan, penuh dukungan, dan bernuansa positif. Saat seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri, bisa menertawakan masa lalu, belajar dari kegagalan, menerima ketidaksempurnaan pasangan, serta meletakkan ekspektasi dengan proporsional, maka kebahagiaan akan tumbuh dengan sendirinya.
Jadi, lebih baik menuntut kebahagiaan atau berbagi kebahagiaan kepada pasangan? Jawabannya jelas: berbagi kebahagiaan adalah pilihan terbaik. Dengan cara ini, hubungan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi ruang yang nyaman, saling menghargai, dan penuh rasa syukur.
Jika Anda sedang mengalami kesulitan bersama pasangan dan membutuhkan bantuan profesional, hubungi saja admin Samawaconsulting.com.





